Desember18 , 2024

    Sejarah MTQ di Indonesia dan Tujuannya

    Related

    Meriah! Journalist Competition 2024 Berikan Penghargaan untuk Media Terbaik

    UNDAS.ID, Samarinda – Menutup tahun 2024 dengan penuh semangat,...

    HAKLI Tanah Laut Ajak Warga Gerak Bersama Lawan DBD dalam Peringatan HKN ke-60

    UNDAS.ID, Pelaihari – Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional...

    Herjun Atna Firdaus, Pebalap Indonesia yang Cetak Sejarah di ARRC 2024

    UNDAS.ID, Buriram, Thailand – Herjun Atna Firdaus dari Astra...

    Rudy Mas’ud-Seno Aji Unggul, Isran-Hadi Tertinggal di Pilgub Kaltim

    UNDAS.ID, Samarinda — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalimantan Timur...

    Percasi Kaltim Tingkatkan Pembinaan Atlet Muda hingga ke Desa

    UNDAS.ID, Samarinda – Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Catur...

    Share

    UNDAS.ID, Samarinda – Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) adalah ajang perlombaan membaca Al-Qur’an dengan sentuhan seni yang diadakan di Indonesia, terutama dalam lingkungan pesantren, sekolah Islam, dan komunitas Muslim. MTQ bertujuan untuk mengagungkan Al-Qur’an serta menggali nilai-nilai luhur di dalamnya agar menjadi pedoman hidup umat Islam. Acara ini dikenal sebagai festival keagamaan nasional yang mempertemukan para penghafal dan pembaca Al-Qur’an dari berbagai daerah.

    Secara teknis, MTQ melombakan seni membaca Al-Qur’an dengan aturan dan teknik yang dikenal sebagai Qira’at. Teknik ini memerlukan keterampilan khusus dalam melafalkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan irama tertentu yang diajarkan oleh guru mengaji. Melalui MTQ, seni membaca Al-Qur’an semakin populer di kalangan umat Muslim.

    Sejarah MTQ di Indonesia dan Perkembangannya

    Merangkum dari berbagai sumber, MTQ pertama kali diadakan pada tahun 1968 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, dan hanya memperlombakan tilawah (pembacaan) untuk kategori dewasa. Pada acara tersebut, Qari Ahmad Syahid dari Jawa Barat dan Muhammadong dari Sulawesi Selatan muncul sebagai pemenang pertama. Kesuksesan penyelenggaraan MTQ pertama mendorong pemerintah dan masyarakat untuk melanjutkan tradisi ini.

    MTQ kedua diselenggarakan di Banjarmasin pada tahun 1969, diikuti oleh MTQ ketiga yang diadakan di Jakarta pada tahun 1970 dengan acara yang lebih meriah. Sejak itu, MTQ mulai dikenal luas oleh umat Muslim di seluruh Indonesia.

    Kini, MTQ tidak hanya melombakan tilawah, tetapi juga berbagai cabang lain, seperti Tahfizh Qur’an (menghafal Al-Qur’an), Fahmil Qur’an (pemahaman Al-Qur’an), Syarhil Qur’an (syarahan Al-Qur’an), Khattil Qur’an (kaligrafi Al-Qur’an), dan Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an. Seiring perkembangan dunia Islam, MTQ terus bertransformasi menjadi ajang yang menginspirasi banyak kalangan untuk mendalami dan mengagungkan Al-Qur’an.

    Daftar Penyelenggaraan MTQ Nasional

    Berikut adalah daftar tahun dan tempat penyelenggaraan MTQ Nasional sejak pertama kali diadakan:

    1968: Kota Makassar, Sulawesi Selatan
    1969: Bandung, Jawa Barat
    1970: Banjarmasin, Kalimantan Selatan
    1971: Medan, Sumatra Utara
    1972: Jakarta, DKI Jakarta
    1973: Mataram, Nusa Tenggara Barat
    1974: Surabaya, Jawa Timur
    1975: Palembang, Sumatera Selatan
    1976: Samarinda, Kalimantan Timur
    1977: Manado, Sulawesi Utara
    1979: Semarang, Jawa Tengah
    1981: Banda Aceh, Aceh
    1983: Padang, Sumatra Barat
    1985: Pontianak, Kalimantan Barat
    1988: Bandar Lampung, Lampung
    1991: Yogyakarta, DIY Yogyakarta
    1994: Pekanbaru, Riau
    1997: Jambi, Jambi
    2000: Palu, Sulawesi Tengah
    2003: Palangkaraya, Kalimantan Tengah
    2006: Kendari, Sulawesi Tenggara
    2008: Serang, Banten
    2010: Bengkulu, Bengkulu
    2012: Ambon, Maluku
    2014: Batam, Kepulauan Riau
    2016: Mataram, Nusa Tenggara Barat
    2018: Medan-Deli Serdang, Sumatera Utara
    2020: Padang-Padang Pariaman, Sumatera Barat
    2022: Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan
    2024: Samarinda, Kalimantan Timur

    MTQ menjadi salah satu ajang nasional yang turut mempererat persatuan umat Islam di Indonesia sekaligus memperkuat kecintaan terhadap Al-Qur’an sebagai kitab suci. (red)

    Facebook Comments Box
    spot_img