Maret20 , 2025

    Ruang Terbuka dan Fasilitas Olahraga Jadi Faktor Utama Partisipasi Masyarakat

    Related

    Puluhan Bikers Wanita Ramaikan Scoopy Girl’s Day Out, Ngabuburit Jadi Makin Berkesan

    UNDAS.ID, Samarinda – Memasuki pertengahan bulan suci Ramadan, Astra...

    Hangatnya Buka Puasa Bersama Astra Motor Kaltim 2, Sinergitas dengan Media Kian Erat!

    UNDAS.ID, Samarinda – Dalam rangka mempererat hubungan dengan insan...

    Honda Premium Matic Day 2024, Suguhan Sensasi Berkendara Mewah

    UNDAS.ID, Samarinda – Astra Motor Kaltim 2 kembali menghadirkan...

    Ramadhan Bikers Honda 2024, Berbagi Kebahagiaan di Bulan Suci

    UNDAS.ID, Samarinda – Dalam semangat kebersamaan dan kepedulian di...

    Share

    UNDAS, SAMARINDA – Ketersediaan ruang terbuka dan fasilitas olahraga yang ada di masyarakat merupakan faktor dominan yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam aktivitas fisik. Semakin banyak ruang terbuka dan fasilitas olahraga yang tersedia, maka semakin tinggi pula tingkat partisipasi masyarakat dalam aktivitas fisik.

    Banner Dispora Kaltim (1)

    “Ruang terbuka dan fasilitas olahraga merupakan wujud nyata dari kebijakan negara yang langsung bisa dirasakan oleh masyarakat,” papar Koordinator Olahraga Pendidikan dan Sentra Olahraga, Bidang Pembudayaan Olahraga, Dispora Kaltim, Suriani.

    Seiring perkembangan waktu dan gaya hidup, Suriani menyadari, pola bermain anak-anak cenderung mengalami perubahan. Dari pola permainan yang banyak melibatkan fisik seperti sepakbola, lompat tali, dan gobag sodor menjadi permainan yang minim keterlibatan fisik seperti video games dan bermain puzzle.

    “Dari permainan tradisional seperti main kelereng, main layangan, dan petak umpet menjadi permainan modern seperti mobil remote control dan lego,” jelas Suriani.

    Perubahan tersebut, bagi Suriani, tampaknya memang sulit dihindar. Meski masih bisa dikelola untuk hal-hal yang lebih banyak mendatangkan manfaat bagi anak. Di sinilah, lanjut Suriani, tantangan olahraga pendidikan di sekolah. Terutama bagi guru pendidikan jasmani untuk kreatif dan inovatif dalam membelajarkan anak melalui kegiatan olahraga.

    “Terkait dengan maraknya permainan yang menggunakan teknologi seperti e-sport, guru pendidikan jasmani perlu inovatif mengintegrasikan aktivitas fisik ke dalam permainan video games tersebut,” sebutnya.

    Secara sederhana, e-sport didefiniskan sebagai kompetisi menggunakan video. Dilihat dari karakteristiknya, e-sport lebih menyerupai permainan (games) daripada olahraga (sport) yang membutuhkan keterlibatan aktivitas fisik secara dominan. E-sport lebih tepat dikategorikan sebagai mind sport, seperti catur dan bridge. Praktik e-sport yang identik dengan sedentary behaviourbertentangan secara diametral dengan spirit aktif bergerak.

    “Di laporan SDI 023 Kemenpora, disebutkan core business dari e-sport pada dasarnya adalah naluri bermain manusia yang ditransformasi ke dalam format elektronik yang
    berujung pada kapitalisasi ekonomi,” tandas Suriani. (tim/adv)

    Facebook Comments Box
    spot_img