Maret21 , 2025

    Sejarah Ritual Pembuatan Kain Langgundi, Sekarang Dikenal dengan Sasirangan

    Related

    Puluhan Bikers Wanita Ramaikan Scoopy Girl’s Day Out, Ngabuburit Jadi Makin Berkesan

    UNDAS.ID, Samarinda – Memasuki pertengahan bulan suci Ramadan, Astra...

    Hangatnya Buka Puasa Bersama Astra Motor Kaltim 2, Sinergitas dengan Media Kian Erat!

    UNDAS.ID, Samarinda – Dalam rangka mempererat hubungan dengan insan...

    Honda Premium Matic Day 2024, Suguhan Sensasi Berkendara Mewah

    UNDAS.ID, Samarinda – Astra Motor Kaltim 2 kembali menghadirkan...

    Ramadhan Bikers Honda 2024, Berbagi Kebahagiaan di Bulan Suci

    UNDAS.ID, Samarinda – Dalam semangat kebersamaan dan kepedulian di...

    Share

    undas.id – Kain yang dibuat dengan teknik tusuk jelujur, lalu diikat dengan benang atau tali selanjutnya dicelupkan ke pewarna pakaian, teknik inilah yang menamai kain khas urang Banjar. Sasirangan.

    Berasal dari padanan kata “sa” artinya satu dan “sirang” berarti jelujur.

    Konon dahulu kala ketika sekitar abad ke-7, menurut Hikayat Banjar kain ini bernama kain Langgundi.

    Kain yang dipercaya memiliki kekuatan magis, dipergunakan untuk pengobatan atau batatamba–bahasa Banjar, untuk mengusir bahkan melindungi diri dari gangguan roh jahat.

    Nah, untuk membuatnya pun tergantung tujuan atau pesanan (pamintaan : bahasa Banjar), sehingga kain ini populer juga sebagai kain pamintaan.

    Kain Langgundi tak bisa dibuat secara sembarangan karena ada persyaratan khusus berupa upacara selamatan. Pemberian corak warna disesuaikan dengan niatannya.

    Seumpama warna kuning bertujuan untuk menyembuhkan penyakit kuning, begitu pula warna merah untuk menyembuhkan sakit kepala atau insonia.

    Warna hijau untuk sakit lumpuh atau stroke. Hitam untuk demam dan gatal-gatal. Ungu untuk sakit perut dan coklat untuk penyakit kejiwaan atau stress.

    Tak cuma warna, tapi bentuk dan cara pakainya pun disesuaikan pula dengan tujuannya. Misalkan bentuk sarung (tapih–bahasa Banjar) biasanya untuk mengobati demam atau gatal-gatal. Bentuk kemben (udat–bahas Banjar) untuk menyembuhkan diare, disentri, kolera dan penyakit perut. Bentuk kerudung (kakamban–bahasa Banjar) dililitkan pada kepala atau disampirkan sebagai penutup kepala untuk mengatasi migran dan bentuk ikat kepala (laung–bahasa Banjar) untuk penyakit yang ada di kepala seperti pusing, kepala berdenyut.

    Editor: Abe

    Facebook Comments Box
    spot_img