Juni16 , 2025

    Wali Kota Samarinda Beberkan Hasil Uji BBM, Terbukti di Bawah Standar

    Related

    Share

    UNDAS.ID, Samarinda – Keluhan warga Samarinda soal kendaraan yang mendadak mogok atau mesinnya brebet ternyata bukan sekadar rumor. Setelah isu bahan bakar minyak (BBM) tidak sesuai standar ramai diperbincangkan, Wali Kota Samarinda, Andi Harun, langsung mengambil langkah tegas. Ia mengungkap hasil investigasi ilmiah secara terbuka kepada publik, lengkap dengan data dan fakta lapangan.

    Kata kunci fokus seperti Wali Kota Samarinda, BBM tercemar, uji laboratorium, kualitas Pertamax, dan kontaminasi plastik langsung disebut dalam pernyataan resmi Andi Harun pada Senin (5/5/2025). Pemerintah Kota Samarinda menggandeng akademisi dari Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) serta lembaga independen lain guna menyelidiki keluhan yang berulang.

    “Ini bukan opini saya. Ini murni hasil uji ilmiah,” tegas Andi Harun dalam konferensi pers tersebut.

    Pengujian awal oleh laboratorium terhadap BBM di Terminal Patra Niaga dan dua SPBU sebelumnya memang menunjukkan hasil aman dan sesuai standar. Namun karena insiden di lapangan terus terjadi, Pemkot memutuskan menguji langsung sampel BBM dari tangki kendaraan warga yang terdampak.

    Hasilnya mencengangkan. RON (Research Octane Number) dari ketiga sampel berada di bawah batas minimal Pertamax, yakni 92. Satu sampel bahkan hanya memiliki RON 86,7. Tidak hanya itu, kandungan berbahaya seperti timbal, air, aromatik, dan benzena juga terdeteksi dalam jumlah jauh di atas batas aman.

    Sampel terbaik sekalipun—RON 91,6—mengandung timbal 66 ppm, air 742 ppm, total aromatik 51,16 persen v/v, dan benzena 8,38 persen v/v. Semua nilai tersebut melebihi ambang batas yang ditetapkan untuk BBM berjenis Pertamax.

    Lebih lanjut, uji lanjutan menggunakan teknologi SEM-EDX dan FTIR mengungkap adanya logam berat seperti timah dan rhenium, serta senyawa polimer polyethylene dan polystyrene—material umum dalam plastik. Ini diyakini menjadi penyebab filter bahan bakar kendaraan tersumbat.

    “Pengambilan sampel kami lakukan secara valid, dengan dokumentasi lengkap, baik waktu maupun lokasi,” tandas Andi Harun. (*)

    Facebook Comments Box
    spot_img