Desember18 , 2024

    Film Pendek Hantu Banyu Angkat Cerita Rakyat dan Promosikan Desa Wisata Pela di Kaltim

    Related

    Meriah! Journalist Competition 2024 Berikan Penghargaan untuk Media Terbaik

    UNDAS.ID, Samarinda – Menutup tahun 2024 dengan penuh semangat,...

    HAKLI Tanah Laut Ajak Warga Gerak Bersama Lawan DBD dalam Peringatan HKN ke-60

    UNDAS.ID, Pelaihari – Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional...

    Herjun Atna Firdaus, Pebalap Indonesia yang Cetak Sejarah di ARRC 2024

    UNDAS.ID, Buriram, Thailand – Herjun Atna Firdaus dari Astra...

    Rudy Mas’ud-Seno Aji Unggul, Isran-Hadi Tertinggal di Pilgub Kaltim

    UNDAS.ID, Samarinda — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalimantan Timur...

    Percasi Kaltim Tingkatkan Pembinaan Atlet Muda hingga ke Desa

    UNDAS.ID, Samarinda – Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Catur...

    Share

    UNDAS.ID, Samarinda – Film pendek “Hantu Banyu” karya Komunitas Layar Mahakama Samarinda tak hanya menyajikan cerita rakyat yang menegangkan, namun juga mempromosikan keindahan Desa Wisata Pela di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim).

    Film ini merupakan hasil kolaborasi pertama antara Mahakama Film dengan Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim. Disutradarai oleh Muhammad Al Fayed dan diproduksi oleh Mahakama Film, “Hantu Banyu” mengambil dua lokasi syuting, yaitu Kota Bandung dan Desa Wisata Pela.

    Pemilihan Desa Pela sebagai salah satu lokasi syuting bukan tanpa alasan. Desa ini merupakan salah satu desa wisata unggulan di Kaltim dengan berbagai potensi wisata yang menarik.

    Menariknya, film ini didominasi oleh dialog berbahasa Banjar. Hal ini merupakan hasil riset yang dilakukan oleh tim produksi, yang menemukan bahwa bahasa Banjar memang digunakan oleh sebagian besar masyarakat Desa Pela.

    “Justru, saya mengira desa berjarak 15 menit dari Kota Bangun ini harusnya berbahasa Kutai, tapi ternyata disana bahasa Banjar,” ujar Achmad Junaidi, produser film “Hantu Banyu”.

    Penggunaan bahasa Banjar ini menjadi salah satu daya tarik film “Hantu Banyu” dan menunjukkan kekayaan budaya lokal yang dimiliki Desa Pela.

    Junaidi berharap film ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang potensi wisata Desa Pela dan juga memajukan perfilman di Kaltim. Ia optimis bahwa dengan dukungan dari berbagai pihak, film-film berkualitas tinggi dapat terus diproduksi di Kaltim.

    Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dispar Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Zikri, memberikan apresiasi atas film “Hantu Banyu” yang telah mengangkat potensi wisata Desa Pela.

    “Luar biasa sekali lewat film kita bisa membawa penonton untuk berselancar ke desa tersebut. Kita dapat mengenal kebudayaan mereka seperti apa, dan struktur geografis disana,” ucap Zikri.

    Ia pun berharap agar film-film seperti “Hantu Banyu” dapat terus diproduksi untuk mempromosikan potensi wisata di Kukar dan Kaltim secara keseluruhan.

    Pada akhir pemutaran film, Junaidi mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada almarhum Ahmad Herwansyah, Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kaltim, atas dukungannya terhadap film ini. Almarhum Aher, sapaan akrabnya, bahkan turut berperan sebagai orang tua Samar dalam film ini.

    “Beliau akan selalu dikenang sebagai sosok yang peduli terhadap budaya dan perfilman Kaltim,” tutur Junaidi dengan penuh haru.

    Sutradara Muhammad Al Fayed mengungkapkan bahwa film ini menjadi titik awal untuk menonjolkan cerita lokal Kaltim di dunia perfilman.

    “Menurut saya ini menjadi titik yang baik untuk karya-karya selanjutnya, untuk menunjukan khas lokal,” kata Fayed.

    Fayed juga mengungkapkan beberapa tantangan dalam proses pembuatan film ini, seperti keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) dan kru film, serta lokasi syuting yang jauh di luar kota.

    “Ingin sekali melibatkan banyak orang. Hanya terbatas anggaran, dan kemampuan kita juga dalam melibatkan banyak orang,” ungkap Fayed.

    Fayed berharap film ini dapat menginspirasi masyarakat dan komunitas lain untuk berkarya. Ia juga ingin agar di karya selanjutnya, sutradara bisa berganti orang.

    “Artinya, tidak harus saya menjadi sutradara. Kita sudah dititik ini, dan memulai pada starting di film sinema Kalimantan. Silahkan teman-teman memproduksi film lainnya biar lebih luas lagi,” tutupnya.

    Bagi yang belum berkesempatan menonton “Hantu Banyu”, jangan khawatir! Film ini akan ditayangkan kembali pada 4 Juli mendatang. (red)

    Facebook Comments Box
    spot_img