UNDAS.ID, Samarinda, Setelah insiden tabrakan kapal ponton terhadap Jembatan Mahakam pada Minggu (16/2/2025) lalu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemrpov Kaltim) rencananya akan menutup sementara jembatan yang dibangun pada 2 Agustus 1986 itu untuk investigasi lebih lanjut. Sejak dibangun jembatan yang menghubungkan Samarinda Seberang menuju kawasan Samarinda Kota ini telah mengalami 22 kali tabrakan.
Penutupan sementara ini dilakukan guna memungkinkan Balai Besar Jalan Nasional (BBJN) bersama pihak terkait melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap kondisi struktur jembatan. Meskipun secara visual jembatan masih tampak aman, investigasi lebih dalam diperlukan guna memastikan keandalan konstruksi.
Dalam konferensi pers yang digelar di Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim, Plt Kepala Dinas Perhubungan Kaltim, Irhamsyah, menegaskan bahwa proses investigasi akan berlangsung selama 14 hari. Selama periode tersebut, lalu lintas di Jembatan Mahakam akan ditutup dan arus kendaraan dialihkan ke jalur alternatif. “Jembatan Mahakam 1 akan kita tutup total dan jembatan baru kita akan buat menjadi dua arah,” ucap Irhamsyah
Rekayasa Lalu Lintas Selama Penutupan
Pemerintah telah menyiapkan skenario rekayasa lalu lintas guna mengurangi kemacetan:
- Jembatan Mahakam IV diberlakukan sistem dua arah.
- Jalur u-turn dari Jalan Slamet Riadi ke arah kota akan ditutup guna mengoptimalkan arus kendaraan dari Samarinda Seberang menuju kota.
- Pengendara dari Jalan Cipto Mangunkusumo diarahkan ke u-turn menuju Jembatan Mahakam IV.
- Barier akan dipasang di beberapa titik strategis untuk mengatur arus kendaraan dan mencegah kepadatan lalu lintas.
Kasat Lantas Polresta Samarinda, AKP La Ode Prasetyo, mengimbau warga untuk memperhatikan rambu lalu lintas serta membatasi kecepatan antara 40 hingga 50 km/jam. Ia juga mengingatkan agar pengendara memastikan kondisi kendaraan sebelum melintas demi menghindari kemacetan akibat mogok di tengah jembatan.
“Khusus pengendara roda dua, wajib menggunakan jalur yang telah disediakan dan tidak mengambil jalur kendaraan roda empat. Selain itu, kendaraan berat dengan bobot lebih dari 8 ton dilarang melintas di Jembatan Mahakam IV, sementara bus penumpang tetap diperbolehkan,” ujar La Ode.
Dampak dan Tindak Lanjut Investigasi
Setelah investigasi selesai, BBJN akan mengeluarkan rekomendasi terkait kondisi terbaru Jembatan Mahakam. Apakah jembatan masih layak digunakan atau memerlukan perbaikan lebih lanjut akan ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan teknis.
Saat ini, BBJN juga tengah menghitung besarnya kerusakan akibat tabrakan kapal ponton. Biaya perbaikan akan dibebankan kepada pihak penabrak, yang dapat memilih untuk membayar ganti rugi kepada negara atau melakukan perbaikan langsung dengan pengawasan pihak terkait.
Penutupan sementara Jembatan Mahakam ini menjadi langkah penting untuk memastikan keselamatan masyarakat serta menjaga infrastruktur strategis bagi mobilitas warga Samarinda dan sekitarnya. (red)