April18 , 2025

    Kairan Quazi Kembali ke LinkedIn: Kisah Anak Jenius di Dunia Teknologi

    Related

    Share

    UNDAS.ID – Nama Kairan Quazi kembali menjadi perbincangan hangat setelah akhirnya berhasil mengaktifkan kembali akun LinkedIn miliknya. Keunikan dari peristiwa ini terletak pada fakta bahwa sebelumnya akun tersebut sempat dihapus karena usianya yang belum memenuhi syarat. Padahal, Quazi memiliki pengalaman luar biasa di dunia teknologi.

    Elon Musk, CEO visioner di balik SpaceX, merekrut Kairan Quazi sebagai bagian dari timnya saat remaja jenius ini baru berusia 14 tahun. Keputusan ini memperkenalkan sosok Quazi kepada dunia sebagai seorang anak berbakat yang mampu melampaui batasan dalam industri teknologi.

    Sebagai karyawan termuda dalam sejarah SpaceX, Quazi menunjukkan bakat luar biasa, ketekunan, serta prestasi akademis yang mengesankan. Perjalanannya dari seorang anak ajaib hingga menjadi sosok penting dalam pengembangan luar angkasa dan kecerdasan buatan menjadi inspirasi bagi industri teknologi.

    Dalam unggahannya di Instagram, Quazi menulis, “Sekarang setelah saya berusia 16 tahun, LinkedIn telah mengizinkan saya kembali ke platform ini.” Unggahan tersebut langsung viral dan disambut hangat oleh para penggemarnya.

    Karier di SpaceX dan Kontribusi di Starlink

    Sejak tahun 2023, Quazi telah bekerja sebagai insinyur perangkat lunak di SpaceX dan berperan dalam proyek ambisius Starlink. Ia bertugas membangun solusi berbasis data untuk menyelesaikan tantangan optimalisasi yang kompleks.

    Keahliannya di bidang komputasi latensi rendah, efisiensi pemrosesan tinggi, serta desain sistem real-time menjadi aset berharga bagi tim Starlink. Perannya sangat penting dalam pengembangan proyek internet satelit yang terus diperluas secara global.

    Jejak Akademis dan Perjuangan Melawan Bias Usia

    Kairan Quazi lahir pada 27 Januari 2009 dari pasangan Mustahid Quazi, seorang insinyur kimia, dan Jullia Quazi, eksekutif Wall Street. Sebagai keturunan Amerika-Bangladesh, ia tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan perspektif budaya dan teknologi.

    Pada tahun 2023, Quazi mencatat sejarah dengan lulus sebagai Sarjana Sains dalam Ilmu Komputer dari Universitas Santa Clara, menjadikannya lulusan termuda dalam 170 tahun sejarah universitas tersebut. Selama masa studinya, ia juga terpilih sebagai Senator dalam Associated Student Government untuk periode 2021-2023.

    Perjalanan akademiknya bahkan dimulai jauh lebih awal. Pada usia 11 tahun, ia telah meraih gelar Associate of Science dalam bidang Matematika dari Las Positas College, membuktikan kemampuan analitis dan pemecahan masalahnya yang luar biasa.

    Dalam sebuah wawancara dengan Vogue pada tahun 2023, Quazi mengungkapkan tantangan yang dihadapinya saat mencoba memasuki dunia kerja di usia 14 tahun. Meski hukum ketenagakerjaan AS mengizinkan anak berusia 14 tahun yang telah menyelesaikan pendidikan wajib untuk bekerja, ia tetap mengalami berbagai hambatan, terutama bias usia.

    Ia bercerita bahwa meskipun memiliki CV luar biasa, ia sering ditolak oleh agen perekrutan yang lebih mempertimbangkan usianya dibandingkan kemampuannya. Pengalaman ini memperlihatkan bagaimana stereotip dan budaya adultisme masih menjadi tantangan bagi anak berbakat yang ingin meniti karier lebih cepat. (Red)

    Facebook Comments Box
    spot_img